Ten Hag Musim panas 2025 menjadi babak baru dalam perjalanan karier Erik ten Hag. Setelah resmi meninggalkan Manchester United, pelatih asal Belanda ini kini menapaki tantangan baru bersama Bayer Leverkusen. Kepindahannya ke klub Bundesliga tersebut menjadi sorotan besar media Eropa, mengingat reputasi Ten Hag sebagai arsitek ulung yang pernah membawa Ajax Amsterdam merajai Eredivisie dan menembus semifinal Liga Champions pada musim 2018/2019.
Penunjukan Ten Hag sebagai pelatih kepala Bayer Leverkusen diumumkan secara resmi pada awal Mei 2025. Ia menggantikan Xabi Alonso yang sebelumnya membawa Leverkusen menjuarai Bundesliga musim 2024/2025 secara impresif, sekaligus mengakhiri dominasi Bayern München yang telah bertahan selama lebih dari satu dekade. Keputusan Alonso untuk menerima tantangan baru di Premier League membuka jalan bagi Leverkusen untuk mendatangkan sosok pelatih dengan visi taktis kuat dan rekam jejak sukses — dan pilihan mereka jatuh kepada Ten Hag.

Sambutan Hangat dari Klub dan Suporter
Dalam konferensi pers perdananya di BayArena, Ten Hag tampil kalem namun penuh keyakinan. Dengan balutan jas hitam khasnya, ia menyampaikan komitmennya untuk menjaga momentum positif yang telah dibangun oleh Alonso.
“Saya merasa terhormat bisa menjadi bagian dari proyek luar biasa di Leverkusen. Ini klub dengan sejarah kuat dan visi masa depan yang sangat menarik. Saya ingin melanjutkan fondasi yang telah dibangun dan membawa tim ini ke level berikutnya,” ujar Ten Hag di hadapan awak media.
Suporter Die Werkself pun menyambut hangat kedatangannya. Meski ditinggal Alonso yang sangat dicintai, antusiasme terhadap Ten Hag cukup tinggi. Para penggemar menaruh harapan besar pada pelatih yang dikenal dengan filosofi permainan menyerang, penguasaan bola, dan pengembangan pemain muda.
Adaptasi Cepat di Lingkungan Baru
Ten Hag langsung turun ke lapangan latihan hanya dua hari setelah diperkenalkan. Ia tampak serius mengamati tiap gerakan pemain dalam sesi latihan perdana, memberi instruksi dalam bahasa Inggris yang didampingi penerjemah untuk memastikan pesan-pesannya tersampaikan dengan baik.
Salah satu fokus utama Ten Hag adalah membangun komunikasi dan kepercayaan dengan para pemain inti, termasuk Florian Wirtz, Jeremie Frimpong, dan Patrik Schick. Ketiganya menjadi tulang punggung Leverkusen musim lalu, dan Ten Hag menyadari pentingnya menjaga kohesi tim yang sudah solid.
“Para pemain sangat terbuka dan memiliki etos kerja luar biasa. Ini memudahkan saya sebagai pelatih untuk menyampaikan ide dan strategi,” ujar Ten Hag usai latihan perdana.
Selain itu, Ten Hag juga terlihat melakukan diskusi intens dengan tim kepelatihan dan staf medis klub, memastikan semua aspek persiapan musim berjalan dengan optimal.

Strategi dan Filosofi Permainan
Meski belum secara gamblang memaparkan sistem permainan yang akan diterapkan, indikasi awal menunjukkan bahwa Ten Hag ingin mempertahankan formasi dasar 4-3-3 yang sukses digunakan Alonso, namun dengan sentuhan khasnya: lebih banyak pergerakan tanpa bola, sirkulasi cepat, dan pressing tinggi sejak lini depan.
Ten Hag juga terkenal piawai dalam mengembangkan pemain muda. Dalam masa jabatannya di Ajax, ia melahirkan bintang-bintang seperti Frenkie de Jong, Matthijs de Ligt, dan Donny van de Beek. Di Leverkusen, potensi itu sangat besar, mengingat akademi klub memiliki sejumlah talenta menjanjikan.
“Saya percaya pada kekuatan pemain muda. Dengan bimbingan dan peluang yang tepat, mereka bisa menjadi fondasi utama masa depan klub ini,” tegas Ten Hag.

Tantangan dan Ekspektasi
Tantangan terbesar Ten Hag adalah mempertahankan performa tinggi Leverkusen di tengah tekanan domestik dan Eropa. Sebagai juara bertahan Bundesliga, Leverkusen otomatis menjadi target utama tim-tim pesaing. Selain itu, partisipasi di Liga Champions menuntut kedalaman skuad dan rotasi yang cermat — dua aspek yang akan menjadi ujian bagi pendekatan Ten Hag yang dikenal detail.
Manajemen klub dikabarkan siap memberikan dukungan penuh, termasuk dalam hal transfer pemain. Ten Hag diyakini sudah menyerahkan daftar pemain incaran untuk memperkuat beberapa sektor, termasuk bek tengah dan gelandang bertahan. Nama-nama seperti Jarrad Branthwaite (Everton) dan Kenneth Taylor (Ajax) disebut-sebut masuk dalam radar.
Direktur olahraga Leverkusen, Simon Rolfes, menyatakan bahwa klub sepenuhnya percaya pada visi jangka panjang Ten Hag. “Erik bukan hanya pelatih hebat, tapi juga pemikir sepak bola. Ia memahami bagaimana mengelola klub secara menyeluruh — dari taktik hingga pengembangan pemain. Kami yakin dia adalah sosok yang tepat,” ujarnya.
Awal dari Era Baru
Momen perdana Ten Hag di Leverkusen bukan sekadar babak baru dalam karier pelatih asal Belanda itu, tapi juga potensi kelanjutan dari transformasi Leverkusen sebagai kekuatan baru di sepak bola Eropa. Kombinasi antara fondasi yang sudah kuat dan pendekatan taktis yang presisi memberikan harapan bahwa klub ini akan terus bersaing di papan atas, baik di Bundesliga maupun Liga Champions.
Pramusim yang akan dimulai pada pertengahan Juli menjadi ajang uji coba pertama sistem baru Ten Hag. Para pendukung Leverkusen pun menantikan bagaimana gaya bermain khas Belanda itu akan melebur dengan DNA permainan Leverkusen.
Erik ten Hag sudah menapakkan kaki di tanah Jerman. Kini, waktunya membuktikan bahwa dirinya bukan hanya suksesor Xabi Alonso — tetapi arsitek baru yang mampu membawa Bayer Leverkusen melangkah lebih jauh di panggung sepak bola dunia.